Memaknai Hari Kebangkitan Nasional
Oleh: Derry Nodyanto
Guru SMA 1 Pemali Kabupaten Bangka
Memperingati 108 tahun kebangkitan Indonesia, selain dihiasi dengan
semangat yang senantiasa harus bergelora dalam jiwa masing-masing
komponen bangsa, idealnya dihiasi pula dengan upaya refleksi atas
capaian-capaian nyata yang telah dilakukan oleh bangsa ini untuk menuju
perubahan progress. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada tahun ini,
yang mengusung tema “ Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan
Mewujudkan Indonesia Yang Bekerja Nyata dan Berkarakter” mengajak kita
semua untuk menyatukan tekad untuk melakukan usaha sadar dalam rangka
meningkatkan daya saing bangsa di era persaingan global terutama
berkaitan dengan upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia guna
mengejar berbagai ketertinggalan kita dengan negara lain.Guru SMA 1 Pemali Kabupaten Bangka
Tema ini juga menurut penulis merupakan bagian dari strategi pembangunan karakter bangsa (nation-character building) untuk mengajak warga negara Indonesia untuk menjaga dan memelihara eksistensi bangsa sebagaimana diungkapkan oleh Soekarno dengan prinsip trisakti, yakni prinsip berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Prinsip Trisakti inilah sesungguhnya pemaknaan luas Hari Kebangkitan Nasional yang harus dijadikan orientasi dan acuan bagi segenap warga negara Indonesia karena upaya mewujudkan generasi yang bekerja nyata dan berkarakter bukan hanya menjadi kebutuhan bangsa Indonesia semata melainkan juga bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.
Di Indonesia selama ini, apabila kita menyelisik aspek kehidupan bangsa yang kita miliki baik mencakup aspek alamiah atau yang dikenal dengan trigatra (sumber daya alam, geografi, dan demografi) dan aspek sosial yang dikenal dengan pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan) sebenarnya merupakan kekuatan besar untuk memperkuat cita-cita yang telah digaungkan oleh Presiden Pertama RI pada awal kemerdekaan. Akan tetapi, kenyataannya ialah penanganan dan pemanfaatan baik trigatra maupun pancagatra belum dilaksanakan secara optimal. Kelemahan pada salah satu gatra tentu akan melemahkan gatra yang lain pula. Oleh sebab itu, sangat beralasan apabila ketahanan nasional bangsa atau daya tahan (survive) suatu bangsa kunci utamanya terletak pada kualitas sumber daya manusia. Sederhananya ialah keunggulan sumber daya alam yang melimpah tidak akan mengantarkan kejayaan bangsa dalam skala panjang tanpa disertai dengan sumber daya manusia yang berkualitas, handal, dan tangguh dalam menghadapi era megakompetitif abad 21.
Lebih lanjut Razak (2000:3) mengatakan bahwa manusia unggul abad 21 adalah manusia yang memiliki kemandirian yang mencakup tiga dimensi, yakni : (1) Dimensi transendental, yang diterjemahkan dalam bentuk keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, beradab dan berakhlak mulia, (2) Dimensi kemampuan pribadi, atau kemampuan profesional termasuk kemampuan untuk mengembangkan indigeneous knowledge yang ada di lingkungannya dan kemampuan untuk menterjemahkan informasi menjadi knowledge; dan (3) Dimensi kesadaran interkoneksitas, yaitu kesadaran akan perlunya dan kemampuan untuk melakukan kerjasama antar personal, interdisiplin, antar wilayah dalam memanfaatkan kemampuan profesional yang dimiliki dan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Termasuk dalam dimensi ini adalah kemampuan untuk memahami dan meresapi nilai-nilai universal seperti transparansi, hak asasi manusia, demokrasi, dan sebagainya.
Dari asumsi di atas hal yang menjadi poin penting bagi bangsa untuk menyongsong pembangunan manusia abad ke-21 dan seterusnya, ialah Indonesia memerlukan manusia-manusia yang mampu mengaktualisasikan penguatan ketiga pilar yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terintegrasi dengan baik agar mampu memaksimalkan segala potensi yang ada baik sumber daya alam maupun sumber daya nasional secara efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya bermuara kepada tetap terpeliharanya identitas bangsa yang telah terkenal sebelumnya. Semoga. (****).
Unknown Organisasi kepemudaan di Desa Dlingo Bantul Yogyakarta yang bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MARS DLINGO GIRILOJI
Arsip Blog
-
▼
2016
(34)
-
▼
Mei
(9)
- DIPORATNA MUDA JUARA 1, KARANG TARUNA DESA DLINGO ...
- KARANG TARUNA DESA DLINGO MENGIKUTI PELATIHAN CORE...
- PERPUSTAKAAN DESA DLINGO BERSINERGI DENGAN KARANG ...
- Download Naskah Pidato Sambutan Menkominfo pada Up...
- Memaknai Hari Kebangkitan Nasional
- Makna Arti dan Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (...
- TURONGGO MUDHO PERWIRO DESA DLINGO JUARA I FESTIVA...
- Peracik Miras Oplosan yang Tewaskan 26 Orang di Yo...
- Korban Tewas Miras Oplosan di Bantul dan Kota Yogy...
-
▼
Mei
(9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar terbaik anda untuk kemajuan pemuda Indonesia