Pendidikan Rendah Picu Maraknya Pernikahan Dini
YOGYAKARTA - Angka ibu usia di bawah umur yang
melahirkan di Yogyakarta terus melonjak mencapai sebanyak 1.103 orang,
jumlah tertinggi tercatat di Kabupaten Gunungkidul sekira 650 orang.
Tingkat pendidikan rendah dianggap sebagai salah satu pemicu maraknya pernikahan dini.
Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Gunungkidul Elvita Dewi Wahid meminta pemerintah dan pihak terkait bekerjasama untuk mengurangi angka pernikahan dini. Salah satunya dengan mendorong melalui pendidikan tinggi. Sebab, rata-rata pendidikan di Gunungkidul masih sekitar 7,9 tahun.
"Dengan pendidikan cukup tinggi bisa mengurangi angka pernikahan dini, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat," Elvita saat dikonfirmasi, Jumat (7/8/2015).
Ia mengatakan, data yang diperoleh pihaknya terdapat sebanyak 1.103 orang ibu usia di bawah umur yang melahirkan di Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul menjadi yang tertinggi dengan sebanyak 650 orang. Angka ibu muda yang melahirkan disusul Kota Yogyakarta yang mencapai 186 orang, Bantul sebanyak 147 orang, Kulonprogo sekitar 83 orang dan Sleman sekira 37 orang.
"Data yang kami peroleh dari Dinkes dan BPS tahun 2013, angka melahirkan ibu di bawah umur cukup tinggi. Gunungkidul paling tinggi lebih dari separuhnya," katanya.
Dijelaskannya, tingginya angka melahirkan di bawah umur mempengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) Gunungkidul ke depannya. Salah satunya dapat dilihat dari data Bappeda indeks kesehatan manusia di Gunungkidul yang terus menurun.
"Jangan anggap remeh masalah ini, persalinan di bawah umur itu bisa mempengaruhi kualitas SDM kedepan," ujarnya.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Gunungkidul Budi Astuti mengatakan resiko persalinan di bawah umur dapat dilihat dari angka kematian ibu (AKI) tahun 2014 di mana terdapat tujuh orang ibu meninggal dunia, dan sejak Januari-Juli 2015, tiga orang ibu meninggal dunia ketika bersalin.
Sementara angka kematian bayi (AKB) tahun 2014 ada sebanyak 98 bayi, dan tahun 2015 sampai bulan Juli terdapat 13 bayi meninggal dunia.
"Ibu yang mengandung paling aman di usia 20 sampai 30 tahun, maksimal 35 tahun. Jika sudah terlanjur mengandung di bawah umur biasanya direkomendasikan ke SPOG (dokter kandungan) untuk memantau perkembangan," katanya.
Sumber : http://news.okezone.com
Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Gunungkidul Elvita Dewi Wahid meminta pemerintah dan pihak terkait bekerjasama untuk mengurangi angka pernikahan dini. Salah satunya dengan mendorong melalui pendidikan tinggi. Sebab, rata-rata pendidikan di Gunungkidul masih sekitar 7,9 tahun.
"Dengan pendidikan cukup tinggi bisa mengurangi angka pernikahan dini, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat," Elvita saat dikonfirmasi, Jumat (7/8/2015).
Ia mengatakan, data yang diperoleh pihaknya terdapat sebanyak 1.103 orang ibu usia di bawah umur yang melahirkan di Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul menjadi yang tertinggi dengan sebanyak 650 orang. Angka ibu muda yang melahirkan disusul Kota Yogyakarta yang mencapai 186 orang, Bantul sebanyak 147 orang, Kulonprogo sekitar 83 orang dan Sleman sekira 37 orang.
"Data yang kami peroleh dari Dinkes dan BPS tahun 2013, angka melahirkan ibu di bawah umur cukup tinggi. Gunungkidul paling tinggi lebih dari separuhnya," katanya.
Dijelaskannya, tingginya angka melahirkan di bawah umur mempengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) Gunungkidul ke depannya. Salah satunya dapat dilihat dari data Bappeda indeks kesehatan manusia di Gunungkidul yang terus menurun.
"Jangan anggap remeh masalah ini, persalinan di bawah umur itu bisa mempengaruhi kualitas SDM kedepan," ujarnya.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Gunungkidul Budi Astuti mengatakan resiko persalinan di bawah umur dapat dilihat dari angka kematian ibu (AKI) tahun 2014 di mana terdapat tujuh orang ibu meninggal dunia, dan sejak Januari-Juli 2015, tiga orang ibu meninggal dunia ketika bersalin.
Sementara angka kematian bayi (AKB) tahun 2014 ada sebanyak 98 bayi, dan tahun 2015 sampai bulan Juli terdapat 13 bayi meninggal dunia.
"Ibu yang mengandung paling aman di usia 20 sampai 30 tahun, maksimal 35 tahun. Jika sudah terlanjur mengandung di bawah umur biasanya direkomendasikan ke SPOG (dokter kandungan) untuk memantau perkembangan," katanya.
Sumber : http://news.okezone.com
KARANG TARUNA DESA DLINGO Organisasi kepemudaan di Desa Dlingo Bantul Yogyakarta yang bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MARS DLINGO GIRILOJI
Arsip Blog
-
▼
2016
(34)
-
▼
Februari
(8)
- Angka Pernikahan Dini di DIY Tinggi Ilustras...
- Pendidikan Rendah Picu Maraknya Pernikahan Dini ...
- 15 Februari 2016 Kabupaten Bantul memiliki Bupati ...
- PEMBINAAN KARANG TARUNA OLEH DINAS SOSIAL KAB. BANTUL
- Lowongan Kerja Badan Pusat Statistik - Petugas Se...
- CARA JITU MENGAMATI GERHANA MATAHARI
- Gempar Penerimaan CPNS 2016 Mulai Digelar M...
- Waktu Gerhana Matahari Sebagian di Indonesia
-
▼
Februari
(8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar terbaik anda untuk kemajuan pemuda Indonesia